
Disperindagkop Kawal Stabilisasi Harga Jelang Puasa
-Senin, 9 Maret 2020
- Inflasi Bahan Makanan di Mei 2019 Tembus 5,26 Persen
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi (Disperindagkop) dan UKM Kalimantan Utara, akan kembali mengawal stabilitas harga bahan pokok jelang bulan Ramadan hingga Hari Raya idul Fitri. Terlebih dua momen besar bagi umat muslim tersebut, tidak akan lama lagi berlangsung.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindagkop Kaltara, Hasriyani menyampaikan, program dan kegiatan stabilisasi harga, dinilai tidak jauh berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Yakni terkait dengan pemantauan dan pengawasan ketersediaan barang di tingkat pedagang, agen atau grosir, sub-distributor hingga distributor utama.
“Umumnya memang tidak jauh berbeda. Pengecekan stok di tingkat pedagang hingga distributor sangat penting karena potensi permintaan masyarakat biasanya meningkat. Jadi kita bisa mengantisipasi agar tidak ada kelangkaan yang menjadi salah satu faktor kenaikan harga,” ujar Hasriyani saat ditemui di kantornya, belum lama ini.
Secara teknis, saat ini pihaknya juga tengah mempercepat pendataan dan membangun komunikasi dengan distributor yang ada di Kaltara. Dengan begitu, diharapkan agar pemerintah benar-benar bisa mengantisipasi potensi masalah langsung di tingkat hulu.
“Belum lama ini kami sudah melakukan Rapat Teknis dengan Disperindagkop kabupaten dan kota. Salah satu agenda utama di bidang perdagangan dalam negeri, akan mempercepat pendataan distributor bahan pokok. Jadi kita tidak lagi, baru turun kalau barang langka dan harga naik,” paparnya.
Lanjut dia, komunikasi juga sedang dibangun bersama Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kaltara mengenai neraca distribusi bahan pokok dari luar daerah. Menurut Hasriyani, pihaknya perlu untuk mengetahui kuantitas permintaan masyarakat sesuai pola historinya dan rekapitulasi kuantitas bahan pokok yang berasal dari luar daerah.
“Melalui langkah tersebut, ditargetkan pemerintah benar-benar memiliki posisi tawar terhadap stabilnya kegiatan perdagangan,” tambah Hasriyani.
Terkait dengan gambaran komoditi yang mendapat perhatian lebih, antara lain daging ayam segar, telur ayam, daging ayam ras, gula, cabai, bawang merah, bawang putih dan beberapa komoditi lain yang sangat diperlukan rumah tangga ataupun penyedia jasa makanan dan minuman.
“Kalau untuk komoditinya, tentu disesuaikan dengan apa saja yang memang biasanya sangat dibutuhkan ibu rumah tangga dan juga warung-warung jualan,” imbuhnya.
Mengenai dengan adanya program operasi pasar murah, dirinya mengatakan bahwa pihaknya masih menunggu arahan selanjutnya dari pimpinan. Mengingat program rutin tersebut biasanya melibatkan lintas sektor terkait dan juga mengharapkan kucuran bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Adapun dari dokumentasi Koran Kaltara, inflasi Kota Tarakan yang menjadi barometer Kaltara di momen Ramadan tahun lalu, tercatat dalam kategori tinggi secara year on year. Kondisi ini didasarkan data inflasi bulan Mei 2019 yang mencapai 5,33 persen.
Secara detail, diketahui kelompok bahan makanan catatkan inflasi hingga 5,26 persen. Sementara itu, kelompok sandang yang juga banyak dibutuhkan masyarakat, berada di angka 2,01 persen. Sedangkan kelompok transportasi catatkan inflasi tertinggi di angka 19,55 persen.(*)