
Ekspor Kayu Lapis Asal Kaltara Meningkat
-Selasa, 19 Maret 2019
TARAKAN, Koran Kaltara – Upaya pemerintah dalam mengembalikan kejayaan industri kayu lapis mulai menampakan hasil. Komoditas asal tanaman hutan yang pernah menjadi primadona sebagai penghasil devisa ekspor non migas ini menempatkan Indonesia sebagai produsen kayu lapis terbesar di dunia pada masanya.
Di Kaltara, dilansir dari data sistem otomasi Karantina Pertanian Tarakan mencatat peningkatan nilai ekspor sebanyak 20 persen, yakni di tahun 2017 senilai US$10 miliar dan di tahun 2018 senilai US$12 miliar.
“Sebagai komoditas wajib periksa Karantina, kami siap melakukan percepatan layanan guna mendorong meningkatnya ekspor ini,” kata Kepala Bidang Kepatuhan Perkarantinaan, Badan Karantina Pertanian (Barantan), Guntur saat melepas ekspor kayu lapis asal Kaltara ke Jepang dan Amerika Serikat di pelabuhan Malundung, Senin (18/3/2019).
Guntur menjelaskan Petugas Karantina melalui serangkaian tindakan pemeriksaan dan pengawasan sehingga kayu lapis dengan volume 3.942 m kubik senilai Rp44,56 miliar milik PT Intraca Wood Manufacturing dan PT Idec Awi terjamin bebas dari organisme pengganggu tumbuhan (OPT) yang dipersyaratkan.
Sebagai tindak lanjut program percepatan, Barantan menggiatkan program Ayo Galakkan Ekspor Produk Pertanian oleh Generasi Milenial Bangsa (Agro Gemilang). Program yang ditujukan untuk mempersiapkan generasi yang akan memimpin bangsa di masa yang akan datang untuk mulai merintis usaha eksportasi komoditas pertanian dengan memenuhi persyaratan ekspor perkarantinaan.
”Ini adalah program yang digagas untuk menyambut visi pembangunan pertanian oleh Menteri Pertanian, menjadikan Indonesia lumbung pangan di tahun 2045. Seluruh jajaran karantina, khususnya di Tarakan siap mengawal,” ucap Guntur.
Kepala Karantina Pertanian Tarakan, Nuralim T. Kimin, menyampaikan di trisemester awal tahun 2019, pihaknya telah melakukan sertifikasi produk hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan untuk diekspor ke berbagai negara dengan nilai total Rp82,06 miliar.
Sementara itu, sepanjang bulan Januari hingga Maret 2019, Kaltara tercatat telah melakukan ekspor kayu olahan 78.36 m kubik dengan nilai ekspor Rp781,9 juta, kayu kruing 58.18 m kubik senilai Rp580,5 juta; kayu meranti 235.76 m kubik senilai Rp2,3 miliar dengan negara tujuan Malaysia, United States, New Zealand, Meksiko, India.
“Komoditas unggulan ekspor lainnya yaitu oil palm kernel, CPO (Crude Palm Oil), rumput laut, beras yang diekspor ke berbagai negara yaitu Malaysia dan Korea,” jelasnya.
Karantina Tarakan memfasilitasi akselerasi ekspor dengan memberi kemudahan pelayanan sertifikasi ekspor kepada pelaku usaha berupa digitasi layanan melalui PPK online dan juga pemeriksaan di gudang pemilik atau Inline inspection. (*)
Reporter : Sofyan Ali Mustofa
Editor : Rifat Munisa