Share:

Ekspor Melesat, Surplus Neraca Perdagangan Agustus Cetak Rekor

-Jumat, 17 September 2021

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan pada Agustus 2021 surplus US$ 4,74 miliar, mencetak rekor tertinggi sepanjang sejarah. Surplus ini terutama ditopang oleh kinerja ekspor yang melesat di tengah kenaikan impor.  " Secara kumulatif Januari-Agustus 2021, neraca perdagangan telah membukukan surplus US$ 19,17 miliar," ujar Kepala BPS Margo Yuwono dalam konferensi pers, Rabu (15/9). 

Ia menjelaskan, ekspor pada Agustus 2021 mencapai US$ 21,42 miliar melesat 20,92% dibandingkan bulan sebelumnya atau 64,1% dibandingkan Agustus 2020. Sementara impor tercatat US$ 16,68 miliar, naik 10,35% dibandingkan bulan lalu atau 55,26% dibandingkan bulan sebelumnya. 

"Tren kinerja ekspor terus menunjukkan peningkatan sejak tahun lalu," kata Margo. Margo menjelaskan, ekspor migas naik 7,48% secara bulanan atau melesat 77,93% secara tahunan menjadi US$ 1,07 miliar. Sedangkan ekspor nonmigas naik 21,75% secara bulanan atau 63,43% secara tahunan menjadi US$ 20,36 miliar. 

Kinerja ekspor tak lepas dari tren kenaikan harga sejumlah komoditas yang masih berlanjut pada bulan lalu. Harga batu bara naik 11,04% , minyak kelapa sawit 6,85%, dan kernel oil 4,66%. Kenaikan harga juga terjadi pada alumunium, timah, dan nikel. Sementara itu, penurunan harga terjadi pada tembagas sebesar 0,85%, emas 1,25%, dan minyak mentah Indonesia atau ICP 6,06%.

Harga komoditas yang meningkat mendorong ekspor di sektor tambang melesat 27% secara bulanan atau 162,89% secara tahunan menjadi US$ 3,64 miliar. Ekspor industri pengolahan juga naik 20,67% secara bulanan atau 52,62% secara tahunan menjadi U$ 16,37 miliar. Adapun ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan naik 17,89% secara bulanan atau turun 0,42% secara tahunan menjadi US$ 0,34 miliar. Berdasarkan golongan barang berdasarkan kode hs dua digit, kenaikan ekspor terutama terjadi pada kelompok lemak dan minyak hewani/nabati US$ 1,54 miliar, bahan bakar mineral US$ 573 juta, serta biji, logam, terak, abu US$ 213 juta.  Kenaikan ekspor terbesar terjadi untuk negara tujuan Tiongkok mencapai US$ 1,2 miliar, India US$ 759 juta dan Jepang US$ 435 juta. Sedangkan penurunan ekspor terjadi ke negara tujuan Kamboja, Georgia, dan Polandia.  BPS mencatat ekspor secara kumulatif mencapai US$ 142,01 miliar, naik 37,77% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar ekspor sepanjang tahun ini diberikan kelompok barang lemak dan minyak hewan/nabati, serta bahan bakar mineral. 

Disisi lain, Margo menjelaskan, impor pada Agustus terutama didorong oleh impor migas seiring kenaikan harga ICP. Impor migas tercatat US$ 2,05 miliar, naik 14,74% dibandingkan bulan lalu bahkan hampir dua kali lipat dibandingkan Agustsu 2020 yang mencapai 0,95 miliar. 

Sementara itu, impor nonmigas naik 9,76% dibandingkan bulan lalu atau 49,39% dibandingkan Agustus 2020 menjadi US$ 14,63 miliar. "Tren impor tahun ini lebih baik dibandingkan 2020, kecuali pada Januari," kata dia.  Berdasarkan penggunaan barang, impor konsumsi naik 15,34% secara bulanan atau 58,23% secara tahunan menjadi US$ 1,89 miliar. Impor barang modal naik 16,44% atau 34,56% menjadi US$ 2,41 miliar, dan impor bahan baku/penolong naik 8,39% secara bulanan atau 59,59% menjadi US$ 12,38 miliar.  "Impor Agustus menggambarkan semakin meningkatnya kebutuhan industri, ini menandakan permintaan cukup bagus," katanya. Kenaikan impor terutama terjadi pada barang-barang yang berasal dari Tiongkok, Jepang dan Korea Selatan. BPS mencatat, total impor sepanjang Januari-Agustus mencapai US$ 122,83 miliar atau naik  33,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kontribusi terbesar diberikan oleh impor mesin dan peralatan mekanik.

Artikel ini telah tayang di Katadata.co.id dengan judul "Ekspor Melesat, Surplus Neraca Perdagangan Agustus Cetak Rekor" , https://katadata.co.id/agustiyanti/finansial/61418073a326f/ekspor-melesat-surplus-neraca-perdagangan-agustus-cetak-rekor
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti