Share:

Gelar Rakorda, Jaga Stabilitas Harga Dan Ketersediaan Bapok Selama Ramadan Sampai Lebaran

-Jumat, 10 Mei 2019

benuanta,co,id TARAKAN – Kementerian Perdagangan terus bersinergi dengan Pemerintah Daerah, Satgas Pangan, Bulog, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) bersama Pelaku Usaha, maupun Distributor untuk menjaga stabilitas harga dan memantau ketersediaan pasokan barang kebutuhan pokok (bapok), terutama menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) 2019.

Untuk memastikan hal itu, Kemendag melakukan pemantaun harga bapok di Pasar Gusher dan Pasar Tenguyun dan meninjau Gudang Bulog Subdivre Kaltim dan Kaltara. Pada kunjungan ini, Kemendag diwakili oleh Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widayanti bersama-sama dengan Gubernur Kalimantan Utara, Irianto Lambrie.
“Memasuki bulan puasa ini hasil pemantauan di Pasar Ghuser dan Tenguyun menunjukkan harga bapok relatif stabil. Pasokan bahan bapok juga aman menjelang Lebaran. Kami yakin akan membuat warga aman dan tenang menghadapi ramadan”, kata Tjahya.

Selanjutnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Tjahya Widayanti dengan didampingi oleh Direktur Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting, Tuti Prahastuti dan Direktur Pengawasan Barang Beredar dan Jasa, Ojak Simon Manurung menghadiri Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) yang dilaksanakan di Hotel Lotuz Panaya, Tarakan, Selasa (7/5). Rapat dibuka oleh Asisten II Deputi Bidang Perekonomian Provinsi Kalimantarn Utara dan dihadiri oleh Walikota Tarakan, perwakilan dari Pemerintah Provinsi Kaltara, Bulog Divre Kaltim dan Kaltara, Polda Kalimantan Utara, serta Tim TPID Bank Indonesia Provinsi Kaltara, yang menjadi narasumber pada Rakorda ini.

“Untuk memenuhi kebutuhan barang kebutuhan pokok dalam negeri, impor adalah solusi terakhir yang prosedurnya ditentukan oleh pemerintah pusat jika pasokan lokal sudah tidak mencukupi sebagai contoh bawang putih yang memang produksi lokal belum mampu memenuhi kebutuhan nasional. Pemerintah berkomitmen untuk menjaga ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga bapok di seluuh daerah, untuk itu, diperlukan koordinasi antara para pemangku kepentingan di daerah, baik Pemda, Satgas Pangan, pelaku usaha, maupun distributor di daerah untuk bersinergi dan bersama-sama menjaga stabilitas harga bapok baik di pasar rakyat maupun ritel modern setempat”, ungkap Tjahya.

Rakorda di Tarakan, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sebagai tindak lanjut arahan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada Rakornas HBKN di Bandung pada 20 Maret 2019. Dalam Rakornas tersebut, Mendag menjelaskan salah satu mandat Presiden Republik Indonesia yaitu menjaga stabilitas harga dan ketersediaan bapok serta mengutamakan penyerapan produksi dalam negeri. Selain itu, Mendag juga menjelaskan empat langkah strategis yang telah disiapkan Kemendag dalam menyambut HBKN tahun ini.

Pertama, penguatan regulasi yaitu peraturan presiden terkait penempatan dan penyimpanan bahan pokok penting; Harga Eceran Tertinggi (HET) beras dan harga acuan; pendaftaran pelaku usaha distribusi bapok (TDPUD); penataan dan pembinaan gudang.

“Kami yakin dengan adanya koordinasi yang solid didukung penguasaan teknologi dalam bentuk ‘Sistem Informasi Harga Barang Pokok’ yang baru saja diluncurkan Kementerian Perdagangan, masyarakat dapat melihat harga di pasar rakyat secara transparan, tidak hanya di pasar daerah Tarakan, tetapi juga pasar rakyat daerah lainnya ,” ungkap Tjahya.

Kedua, pemantauan dan pengawasan yang akan dilakukan oleh Eselon I Kemendag bersama dengan Pemerintah Provinsi da n Kabupaten/Kota, serta Satgas Pangan di seluruh wilayah Indonesia. Langkah ini untuk memastikan ketersediaan pasokan dan stabilisasi harga, termasuk menjamin pendistribusian bapok. Dalam rakor, Tjahya menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota. “Kita akan bekerja sama mengantisipasi kenaikan permintaan, apalagi saat ini sudah menjelang bulan puasa dan lebaran. Kita perlu memastikan kecukupan pasokan dan harga yang stabil di Kalimantan Utara”, ujar Tjahya.

Langkah ketiga, penatalaksanaan yaitu melakukan rapat koordinasi (rakor) dengan pemerintah daerah, instansi terkait, dan pelaku usaha; fasilitasi dengan BUMN dan pelaku usaha; serta penugasan BULOG dan Keempat, melalui upaya khusus yaitu penetrasi ke pasar rakyat dan ritel modern.

 

Harga dan pasokan bapok stabil dan aman

Berdasarkan hasil pemantauan di lapangan Selasa (7/5), harga bapok di Tarakan relatif stabil. Tercatat harga di Pasar Ghuser dan Pasar Tenguyun Boom untuk beras premium Rp11.000–13.000/kg, beras medium Bulog Rp9.950/kg, telur ayam ras Rp29.000–31.000/kg, minyak goreng kemasan sederhana Rp12.000/liter, gula pasir lokal Rp12.000–Rp13.000/kg, daging sapi segar Rp120.000/kg, daging kerbau beku Rp70.000–Rp80.000/kg, Daging ayam ras Rp32.000-Rp35.000/kg, cabai merah besar Rp50.000–60.000/kg, cabe merah keriting Rp50.000/kg, cabe rawit merah Rp65.000/kg, bawang merah Rp40.000/kg, bawang putih honan Rp.40.000-45.000/kg.

“Memasuki bulan puasa ini hasil pemantauan di Pasar Ghuser dan Tenguyun Boom menunjukkan harga bapok relatif stabil. Pasokan bahan bapok juga aman saat ramadhan, menjelang dan setelah lebaran. Kami menghimbau kepada para pedagang agar pasokan tetap dijaga dan harga tidak dinaikkan menjelang lebaran”, kata Tjahya.

Selain melakukan pemantauan harga dan pasokan di pasar rakyat, Tjahya juga melakukan pemantauan stok di gudang Bulog Sub Divre Tarakan dan gudang distributor swasta CV. Garindo. Dalam pemantauan tersebut, diketahui bahwa stok relatif aman dan mencukupi jelang lebaran 2019.

Dari pantauan tersebut dapat disimpulkan bahwa pasokan bahan pokok di atas terkendali dalam menghadapi HBKN. Diharapkan seluruh pemangku kepentingan dapat bersama-sama berupaya menjaga stabilisasi harga bahan pokok menjelang Ramadhan. (raz)