Share:

Impor Sebulan Naik, Neraca Perdagangan Kaltara Tetap Surplus

-Selasa, 14 Mei 2019

TRIBUNKALTIM.CO, TANJUNG SELOR - Kalimantan Utara mencatatkan ekspor non-migas bulan Januari sebesar USS 80,33 juta. Pencapaian ekspor itu lebih tinggi dibandingkan pencapaian Desember 2017 sebesar 12,72 persen.

Kepala Disperindagkop UMKM Kalimantan Utara Hartono menjelaskan, kenaikan nilai ekspor provinsi bungsu itu ditopang banyaknya permintaan komoditas primer seperti hasil pertambangan, industri, dan pertanian.

"Hasil tambang kita yang utama memberi nilai penjualan yang tinggi, khususnya batu bara. Batu bara bulan Januari nilai ekspornya USS 67,48 juta," kata Hartono, Kamis (8/3/2018).

Hasil industri mencatatkan nilai ekspor sebanyak USS 11,75 juta. Kemudian hasil pertanian hanya tercatat sebanyak USS 1,10 juta.

Kalimantan Utara banyak mengeskpor batu bara ke India. Permintaan batu bara dari India beberapa tahun belakangan mulai meningkat karena gencarnya pertumbuhan industri di negara itu. Sebelumnya Cina yang mendominasi negara tujuan ekspor Kalimantan Utara turun ke urutan kedua.

"Selain India dan Cina, komoditas kita banyak dibutuhkan di negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Ada juga ke Jepang, Hongkong, dan Taiwan," ujarnya.

Grafik impor Januari 2018 menaik 230,24 persen. Nilainya USS 5,58 juta dibanding impor Desember USS 1,69 juta. Barang seperti mesin dan peralatan mekanis mencatatkan nilai impor yang tinggi termasuk bahan-bahan seperti asbes, mika, dan sejenisnya.

Kalimantan Utara banyak mengimpor peralatan mesin mayoritas dari Cina dan Malaysia.

Hartono mengatakan, perdagangan Kalimantan Utara tetap dalam neraca yang positif. Neraca ekspor impor Januari tetap surplus USS 74,75 juta.

"Neraca Januari ini tetap lebih tinggi dibanding Desember yang hanya USS 69,58 juta," katany