
Kinerja Ekspor Kaltara Masih Lesu
-Rabu, 8 Januari 2020
- Pertumbuhan Positif Hanya di Sektor Hasil Pertanian
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Kinerja ekspor Kalimantan Utara terpantau masih lesu sepanjang Januari hingga November 2019. Nilai komoditi yang diekspor melalui pelabuhan di Kaltara sebesar USD950,16 juta, atau setara Rp13,26 triliun (Mengacu Kurs Tengah BI 6/1 : Rp13.961), tercatat ekspor provinsi ini mengalami penurunan 4,71 persen dibanding periode sama tahun 2018.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltara, Eko Marsoro menjelaskan, persentase penurunan ekspor tertinggi berada di sektor industri pengolahan. Persentasenya sebesar 7,13 persen, atau dari USD136,45 juta (Rp1,9 triliun) menjadi USD126,71 juta (Rp1,76 triliun). Menurutnya, kontraksi negatif tidak terlepas dari kebijakan negara-negara di Eropa yang tidak bersahabat dengan produk olahan kelapa sawit Indonesia.
“Seperti yang kita ketahui, Eropa sampai saat ini membuat kebijakan yang menyulitkan CPO dari Indonesia untuk masuk. Hal tersebut menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan ekspor hasil industri di Kaltara menurun,” kata Eko saat Pers Rilis, beberapa waktu lalu.
Lanjut Eko, kendati tidak sedalam hasil industri, kinerja ekspor hasil tambang Kaltara juga mengalami penurunan sepanjang Januari – November 2019. Dengan nominal ekspor di periode tersebut sebesar USD806,16 juta (Rp11,25 triliun), tercatat lebih rendah 4,51 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar USD844,25 juta (Rp11,78 triliun).
“Kondisi batu bara di pasar global juga sedang tidak baik. Selain harganya yang terus mengalami penurunan, ada kebijakan pembatasan impor dari negara-negara yang selama ini menjadi tujuan utama Indonesia, termasuk Kaltara,” ulas Eko.
Adapun satu-satunya sektor yang menahan laju pelambatan ekspor Kaltara secara akumulatif adalah hasil pertanian. Pada periode yang sama, diketahui nominal ekspor komoditi ini sebesar USD17,29 juta (Rp241,38 miliar). Angka ini mengalami kenaikan 5,16 persen dibandingkan tahun 2018 sebesar USD16,44 juta (Rp229,51 miliar).
“Peningkatan produksi dan mulai bertambahnya jangkauan negara tujuan ekspor, membuat hasil pertanian kita memiliki pertumbuhan ekspor yang bagus hingga November 2019 kemarin,” jelasnya.
Kendati hingga November 2019 terjadi penurunan nominal ekspor, Bank Indonesia (BI) dalam Laporan Perekonomian Provinsi Kaltara periode November 2019 mencatat, ekspor luar negeri sepanjang triwulan IV 2019 (Oktober sampai Desember), baik melalui pelabuhan di Kaltara dan di luar Kaltara, diprediksi mengalami peningkatan dibanding triwulan sebelumnya.
Lebih detail, ekspor batu bara, CPO dan plywood diperkirakan akan meningkat pada triwulan IV 2019 karena didorong oleh peningkatan permintaan di negara tujuan ekspor. Hal ini terkonfirmasi dari inventory plywood Negara Amerika yang mengalami penurunan pada triwulan IV 2019 hingga bulan November 2019.
Di sisi lain, volume produksi batu bara juga diperkirakan masih tetap tinggi seiring dengan kondisi cuaca di Kaltara yang relatif stabil dan adanya peningkatan negara mitra dagang saat memasuki musim dingin. Secara akumulatif untuk tahun 2019, ekspor luar negeri Kaltara diperkirakan tumbuh terbatas. Hal ini sebagai dampak adanya Ekspor batu bara, CPO dan plywood yang diperkirakan akan meningkat saat memasuki akhir tahun 2019 kemarin.(*)