
Konglomerat Australia Berminat Tanamkan Modal Di Kaltara
-Senin, 3 Februari 2020
- Difasilitasi Menko Kemaritiman dan Investasi , Irianto Paparkan Potensi Daerah
JAKARTA – Potensi sumber daya alam (SDA) yang melimpah di Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi salah satu pendorong meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaannya butuh pelibatan swasta dengan pengawasan pemerintah. Bak mutiara indah, provinsi bungsu ini begitu menarik perhatian, termasuk bagi para investor dari luar negeri.
Setelah dari Korea Selatan, China, Kanada hingga Amerika Serikat, kini investor asal Australia yang berminat untuk menanamkan investasinya di Kaltara. Selain potensi sumber daya alam yang melimpah, masuknya investasi ke Kaltara juga tidak lepas dari upaya promosi, komunikasi yang intens dilakukan oleh Gubernur Dr H Irianto Lambrie.
Dipimpin oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut B Panjaitan, Gubernur hadir dalam rapat koordinasi rencana investasi di Kaltara. Dalam pertemuan yang dilangsungkan di Kantor Kemenko Maritim dan Investasi pada Kamis (30/01) itu, turut hadir Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia.
“Dalam kesempatan itu, selaku Gubernur Kaltara, saya diminta oleh Pak Menko Kemaritiman dan Investasi, untuk memaparkan potensi dan peluang pengembangan pembangkit listrik tenaga air dan industri di Kaltara,” ungkap Irianto usai pertemuan.
Selain Kepala BKPM dan para pejabat eselon I maupun eselon II dari Kemenko Kemaritiman dan Investasi, BKPM, Kementerian Perindustrian, serta Kementerian terkait lainnya, hadir dalam pertemuan itu, Mr Andrew Forrest konglomerat yang juga salah satu pengusaha terkaya dari Australia bersama timnya.
Dalam pertemuan itu, kata Gubernur, Forrest menyatakan minat berinvestasi di Kaltara. Di antaranya investasi di bidang energi. Yaitu untuk mengembangkan PLTA. Di samping bidang lainnya, seperti smelter, industri baja, plastik, hidrogen dan industri lainnya.
Menurut Irianto, Andrew Forrest merupakan konglomerat Australia, yang kantor pusat perusahaannya di Perth-Western Australia. Selain sebagai pengusaha yang kaya dan sukses, pengusaha ternama ini juga dikenal sebagai seorang dermawan. “Beliau memiliki sekaligus sebagai Chairman Minderoo Foundation yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial kemasyarakatan,” kata Irianto.
Gubernur menambahkan, menindaklanjuti pertemuan tersebut, dan untuk menunjukkan keseriusannya berinvestasi di Kaltara, Mr. Andrew Forrest bersama timnya akan berkunjung ke Kaltara, menggunakan pesawat pribadi, pada akhir Februari atau awal Maret 2020 nanti.
“Pada pertemuan ini, saya sampaikan secara rinci terkait potensi yang dimiliki Kaltara. Utamanya potensi energi yang sangat besar, yang ke depan bisa terintegrasi dengan rencana pembangunan Kawasan Industri yang juga telah kita siapkan lokasinya di KIPI Tanah Kuning – Mangkupadi,” kata Gubernur.
“Atas nama pemerintah provinsi, kami sangat menyambut baik minat Mr Andrew Forrest untuk berinvestasi di Kaltara. Apalagi dengan melihat kemampuannya. Kita optimis investasi ini bisa terealisasi. Dan yang terpenting sangat saya harapkan adalah dukungan dari masyarakat di Kaltara,” imbuhnya.
Sementara itu, dalam keterangannya Menko Maritim dan Investasi Luhut B Panjaitan mengungkapkan, pertemuan dengan Forrest merupakan tindak lanjut dari perjumpaannya sebelumnya bersama Forrest pada acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss, beberapa waktu lalu.
Forrest disebut berencana membangun PLTA hingga 10.000 MW di Kaltara. “Kapasitasnya PLTA tersebut 15 ribu MW, nanti akan ada riset detail untuk menghasilkan angka yang tepat,” kata Luhut di Jakarta, Kamis (30/1).
Selain itu, Forrest yang merupakan produsen biji besi Fortescue Metals Group (FMG), tertarik berinvestasi juga pada pabrik pemurnian (smelter) baja di kawasan yang sama. Oleh Pemprov Kaltara disiapkan lokasi di KIPI Tanah Kuning Mangkupadi.
Smelter tersebut untuk lithium baterai nikel yang bahan bakunya dari Australia. Menurut Luhut, FMG menyasar PLTA karena hendak memproduksi biji besi menggunakan energi ramah lingkungan. “Mereka mau membuat produksi yang green energy. Jadi dia pakai hydro power nanti bangun smelternya di bawah,” kata Luhut.
Luhut mengatakan, komitmen investasi itu akan kembali dibicarakan dalam kunjungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Negeri Kanguru pada 9-10 Februari mendatang.
Di tempat sama, Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menjelaskan, perusahaan Forrest ingin berinvestasi di sektor green energy dan pembangkit listrik di beberapa wilayah di Indonesia, salah satunya yang diminati di wilayah Kalimantan Utara (Kaltara).
“Dari Australia, itu grup punya Andrew Forrest, mereka mau bangun investasi di sektor green energy dan power plant di beberapa wilayah di Indonesia. Ya salah satu di antaranya adalah Kalimantan Utara,” imbuh Bahlil.
Pihak Forrest bersama BKPM sendiri belum membicarakan nilai investasi yang akan ditanamkan. Perusahaan itu terlebih dahulu melakukan studi kelayakan mulai besok di beberapa tempat untuk melihat potensi sebelum membicarakan nilai investasi.
Bahlil juga mengatakan bahwa pihak Forrest juga belum menyampaikan permintaan-permintaan spesifik. Seperti misalnya insentif pajak. “Belum, masih umum saja. Sekalipun insentif fiskal, tax holiday, tax allowance, pajak impor barang modal sudah di BKPM, tapi belum ada permintaan itu,” tuturnya. Keski begitu, Bahlil menekankan bahwa BKPM akan terus mengawal niatan investasi dari perusahaan tersebut.