Share:

Pengusaha Cina Incar Rumput Laut Tarakan

-Kamis, 5 September 2019

TARAKAN, Koran Kaltara – Pengusaha rumput laut Tarakan yang selama ini menampung penjualan dari pembudidaya yang ada di Pantai Amal, mengeluhkan adanya pemain baru yang merupakan warga negara Cina. Meskipun bukan mengatasnamakan perusahaan tertentu, pengepul baru ini sangat meresahkan karena berani membeli dengan harga lebih tinggi dari yang diterapkan oleh pengusaha lokal.

Kepala Bidang Perikanan di Dinas Pangan, Peternakan dan Perikanan (DPPP) Tarakan, Husna Ersant Dirgantara, bahwa kehadiran pedagang dari Cina ini menguntungkan pembudidaya namun di sisi lain mengganggu pasar karena memasang harga beli di atas rata-rata.

“Ini warga negara asing ya, bukan atas nama perusahaan. Dia datang ke Tarakan untuk mencari rumput laut kering. Kedatangannya ada baiknya juga, untuk mendongkrak harga. Tetapi di sisi lain menyebabkan fluktuasi harga yang cukup tinggi, sehingga persaingan terjadi tidak sehat dan mengganggu pengusaha lokal yang biasa menampung hasil budidaya rumput laut warga Tarakan,” terangnya, Rabu (4/9/2019).

Pengepul rumput laut yang jumlahnya mencapai 40 orang di Tarakan juga sudah memiliki izin jual-beli. Sedangkan oknum WNA asal Cina ini tidak memiliki izin usaha sehingga sangat mengganggu, “Masak orang ujuk-ujuk datang, gak punya izin, melakukan transaksi membeli semua rumput laut warga Tarakan. Ini harus dideteksi dan dihentikan,” tegas Ersant.

Untuk mengurus izin penjualan dan pembelian rumput laut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara. Para pengusaha lokal Tarakan sudah memiliki izin untuk melakukan aktivitas tersebut. Karena merasa terancam, mereka mengadu ke DPPP untuk mendapatkan solusi.

“Pedagang lokal kita ini mengadu ke kita, makanya dalam waktu dekat kita kumpulkan mereka untuk mendeteksi orang asing ini yang terindikasi dari Cina, untuk dilakukan pembinaan dan arahan. Tidak dibenarkan melakukan kegiatan jual-beli tanpa mengantongi izin dari pemerintah daerah,” ungkapnya.

Sebagai salah satu upaya mencegah adanya persaingan dari luar negeri, Ersant menyarankan pengusaha lokal untuk membentuk asosiasi. Semakin cepat terbentuk semakin baik. Karena jika ada hal-hal yang tidak baik maupun yang baik bisa langsung ditindaklanjuti secara bersama-sama.

“Kita sudah sarankan membentuk asosiasi untuk melindungi mereka. Rumput laut Tarakan sebagian besar dikirim ke Surabaya untuk selanjutnya dikirim ke Cina. Negara tirai bambu ini memiliki permintaan yang cukup besar rumput laut Kaltara. Sehingga ini peluang. Oleh karena itu, pembudidaya maupun pembeli harus mendapatkan pembinaan supaya pesaing baru tidak merusak harga yang dapat merugikan,” pungkasnya. (*)