
Perekonomian Kembali Melesat Di 2020
-Rabu, 18 Desember 2019
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) dalam Laporan Perekonomian periode November 2019 mencatat, prediksi pertumbuhan ekonomi Kaltara berdasarkan lapangan usaha pada 2020 mendatang. Dalam prediksinya, perekonomian Kaltara akan mengalami peningkatan atau tumbuh pada range 7,18 persen hingga 7,58 persen.
Untuk diketahui, pertumbuhan ekonomi di angka 7 persen tergolong tinggi dalam ukuran skala regional hingga nasional. Sederhananya, kondisi tersebut menggambarkan bahwa akan ada perputaran uang lebih cepat dari berbagai macam kegiatan ekonomi di provinsi ke 34 ini. Sehingga dapat menstimulus terciptanya lapangan pekerjaan yang bisa mengurai masalah kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan sosial ekonomi di Kaltara.
Berdasarkan Laporan Perekonomian yang dirilis instansinya, Kepala KPw BI Kaltara Hendik Sudaryanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi yang kembali meningkat di tahun 2020, bersumber dari berbagai lapangan usaha utama di Kaltara.
Hendik menjabarkan, lapangan usaha konstruksi diprediksi masih akan terus tumbuh signifikan. Kondisi ini, didorong adanya rencana percepatan pembangunan PLTA Sei Kayan yang telah memasuki tahap I untuk kapasitas 900 mw, rencana konstruksi tahap 2 Pos Lintas Batas Negara (Negara), pembangunan lanjutan jalan perbatasan Malinau – Krayan dan pembangunan beberapa gedung serta sarana perkantoran baru oleh beberapa instansi.
“Selain itu, pertumbuhan juga akan ditopang oleh industri pengolahan. Baik karena kondusifnya suplai barang karena perkiraan cuaca yang cukup baik dan outlook harga CPO yang mendorong tingginya produksi. Meskipun proyeksi harga 2020 masih stagnan, sudah ada beberapa insentif yang akan dilakukan pemerintah pusat. Seperti insentif pajak ekspor dan penerapan B30 yang akan meningkatkan serapan CPO dari dalam negeri. Pemerintah juga komitmen menjaga kinerja industri kepala sawit untuk tetap kuat,” kata Hendik saat dikonfirmasi Koran Kaltara, Minggu (15/12/2019).
Lanjut Hendik, lapangan usaha perdagangan juga menjadi sektor yang akan memberi andil dominan terhadap pertumbuhan ekonomi 2020. Terutama perdagangan yang langsung dikelola masyarakat, atau dikenal dengan kegiatan ekonomi kerakyatan. “Pertumbuhan lapangan usaha perdagangan ini sejalan dengan peningkatan pendapatan masyarakat di tahun 2020. Karena penerapan upah minimum baru yang naik 8,51 persen sudah mulai diberlakukan,” ujarnya.
Kendati demikian, Hendik menjabarkan, kinerja pertumbuhan ekonomi Kaltara terlebih dahulu akan melambat saat memasuki triwulan I 2020. Atau dari Bulan Januari sampai Maret. Kondisi tersebut, dilatarbelakangi kinerja lapangan usaha pertambangan yang belum signifikan karena realisasi DMO batu bara (Domestic Market Obligation/Penjualan Dalam Negeri) belum capai target.
“Realisasi DMO yang belum mencapai target beresiko terhadap penurunan kuota batu bara. Tidak hanya di triwulan I saja, tapi juga sepanjang tahun 2020. Perekonomian Tiongkok sebagai salah satu negara tujuan ekspor pun masih berada pada zona perang dagang. Ini turut mempengaruhi volume penjualan batu bara dari Kaltara,” jabar Hendik.
Selain kondisi di atas, Hendik menuturkan, terdapat faktor lain yang secara historis menyebabkan kinerja perekonomian belum melesat saat memasuki awal tahun. Seperti sektor perdagangan yang menurun dibanding triwulan sebelumnya karena normalisasi permintaan setelah perayaan natal dan tahun baru. “Sesuai pola historis,kegiatan konstruksi yang masih memasuki masa pelelangan atau tender di triwulan I, juga menyumbang andil perlambatan,” ungkap Hendik.
Diungkapkan, terdapat beberapa lapangan usaha yang akan hadir sebagai penyelamat ancaman perlambatan ekonomi. Yakni dari lapangan usaha pertanian yang didukung produktivitas kelapa sawit di tengan kondisi cuaca baik. “Selain itu, komoditas padi yang memasuki masa panen sampai dengan Maret juga memberi dampak positif,” tutupnya.(*)