
Tanjung Selor Catat Inflasi Tertinggi Ketiga Nasional
-Kamis, 5 Maret 2020
TANJUNG SELOR, Koran Kaltara – Tanjung Selor tercatat sebagai daerah dengan angka inflasi tertinggi ke tiga nasional pada bulan Februari 2020. Sederhananya, akumulasi pergerakan harga dari seluruh kelompok pengeluaran mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan 89 kota daerah penghitungan inflasi.
Dari rilis bulanan yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Utara, diketahui laju inflasi di pusat pemerintahan provinsi ini mencapai 1,04 persen. Angka ini berada di bawah Kota Manokwari yang menduduki peringkat dua tertinggi sebesar 1,07 persen dan Kota Sintang sebesar 1,21 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Kaltara, Panca Oktianti menjelaskan, laju inflasi paling tinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 3,03 persen yang memberi andil inflasi daerah hingga 1,04 persen.
“Inflasi bahan makanan terdata paling tinggi hingga 3,03 persen. Jauh dibandingkan Kota Tarakan yang hanya catatkan inflasi 0,71 persen. Berdasarkan komoditinya, andil paling tinggi berasal dari cabai rawit, bawang merah, bawang putih, ikan layang dan udang basah. Selain itu, air kemasan juga memberi andil inflasi cukup tinggi. Berikut dengan rokok kretek filter yang memang dipengaruhi kenaikan bea cukai,” papar Panca saat Pers Rilis BPS Kaltara, Senin (2/3/2020).
Terkait dengan kelompok pengeluaran lainnya, disampaikan Panca bahwa sebenarnya ada tiga kelompok yang mengalami deflasi pada bulan Februari 2020. Yakni kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok kesehatan dan kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan. “Tiga kelompok tersebut yang menahan laju inflasi akumulatif dari 11 kelompok yang masuk penghitungan,” jelasnya.
Lanjutnya, gejolak inflasi yang terjadi di Tanjung Selor masih cukup tertahan dengan tidak terlalu signifikannya perubahan harga pada harga tiket pesawat yang selama ini menjadi salah satu momok menakutkan. “Kita masih bersyukur bahwa inflasi untuk transportasi tidak terlalu tinggi pada Februari kemarin,” tambah Panca.
Berkaitan dengan tingginya angka inflasi yang ada di Tanjung Selor, dia merekomendasikan pemerintah daerah untuk memberi perhatian khusus terhadap bahan makanan yang beredar di masyarakat. Terlebih dalam waktu dekat juga akan berlangsung momen Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri yang secara pola historis kerap membuat harga melambung tinggi.
“Dari data ini, pemerintah bisa segera mengambil langkah untuk pengendalian harga di pusat-pusat perbelanjaan. Baik dengan kembali meninjau kelancaran arus distribusi komoditi yang berasal dari luar daerah hingga mengevaluasi keseimbangan antara ketersediaan barang dengan tingkat permintaan masyarakat. Terlebih dalam waktu dekat juga akan memasuki momen dimana tingkat permintaan berpotensi lebih meningkat,” ulasnya.
Adapun mengenai inflasi transportasi yang dominan dipengaruhi tarif angkutan udara, Panca menilai bahwa pemerintah di daerah untuk sementara dapat sedikit bernapas lega. Mengingat adanya kebijakan diskon harga tiket pesawat yang diterbitkan Kementerian Perhubungan hingga akhir Mei nanti.
“Kebijakan diskon tiket ini memang menjadi faktor yang bisa menekan lonjakan harga saat nanti permintaan masyarakat meningkat. Karena kebanyakan masyarakat di sini cenderung akan pulang ke kampung halamannya saat puasa atau lebaran,” tutup Panca.(*)